Umumnya anggrek mempunyai akar yang berbentuk silindris, berdaging lunak, mudah patah, ujung meruncing, licin dan agak lengket. Akar bagian luar berwarna putih, bagian dala dalam keadaan kering berwarna keperakan dan hanya ujung akar yang berwarna hijau keunguan. Akar yang baru tumbuh akan menggantikan akar yang sudah tua, berwarna cokelat dan kering. Akar anggrek mempunyai filamen yang berfungsi sebagai lapisan pelindung sistem saluran akar. Filamen ini merupakan lapisan sel berongga dan transparan. Pada proses transpirasi dan evaporasi, filamen berfungsi melindungi akar agar tidak kehilangan air. Selain itu juga berfungsi membantu melekatkan akar di media yang ditumpanginya, melindungi bagian dalam akar dan menyerap air serta unsur hara. Meskipun demikian, biasanya hanya bagian ujung akar yang dapat menyerap air dan hara tersebut. Anggrek simpodial akan memproduksi akar di bagian pseudobulb (umbi semu) atau di sepanjang rizoma yang menghubungkan pseudobulb yang satu dengan yang lain. Sementara itu, akar anggrek monopodial banyak tumbuh di sekitar buku atau persambungan ruas-ruas batang.
Akar anggrek monopodial Akar anggrek simpodial
Gambar 1. Tipe perakaran anggrek.
Di alam biasanya akar-akar anggrek akan menempel di batang, cabang atau ranting yang disebut akar lekat. Kebanyakan anggrek merupakan jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis, dengan istilah lain terestrial artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.
0 komentar:
Posting Komentar