Kamis, 26 Juli 2012
PEMBIBITAN ANGGREK DALAM BOTOL (TEKNIK IN VITRO)
Perbanyakan anggrek yang berasal dari biji, sulit dilakukan di lapangan, mengingat ukurannya yang relative kecil dan tidak tahan terhadap tekanan lingkungan. Teknik budi daya jaringan merupakan alternative terbaik untuk mengatasi kendala tersebut.
A. Keuntungan Perbanyakan Secara Generatif Modern
Mengecambahkan biji anggrek secara kultur jaringan mendatangkan banyak keuntungan, antara lain sebagai berikut :
- Mengatasi keadaan biji yang heterogen
- Di dalam media agar, biji dapat memanfaatkan unsur hara yang ada.
- Dapat menekan terjadinya serangan jamur (kontaminasi).
- Menyelamatkan buah hasil persilangan
- Menambah pendapatan
- Menghemat tenaga, waktu, dan ruang (tempat).
B. Kemungkinan Terjadinya Variasi Genetik
Perbanyakan vegetatif (dengan stek) baik konvensional maupun modern, akan menghasilkan klon tanaman (somatoklonal). Klon tanaman adalah kumpulan tanaman yang seragam dan mempunyai sifat seperti induknya. Tidak selamanya tanaman baru menyerupai induknya, karena adanya kemungkinan terjadi variasi genetic (mutasi gen) akibat faktor lingkungan yang merugikan. Variasi genetik yang terjadi, tergantung pada sifat-sifat genetik induknya.
Khimer merupakan perubahan secara mendadak pada tanaman, yang dapat terjadi pada warna daun, batang, maupun bunga. Faktor-faktor fisik yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi genetic antara lain adalah suhu, sinar ultra violet, dan radiasi ion. Radiasi dapat menyebabkan perubahan genotip maupun fenotipnya. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya mutasi spontan adalah sebagai berikut :
- Delesi, yaitu terjadinya penghilangan sejumlah pasangan basa.
- Transversion, yaitu mutasi akibat penggantian pasangan basa
- Cacat spontan, dapat terjadi karena peristiwa depurinasi atau deaminasi.
- Frame-Shift, yaitu mutasi akibat pergeseran asam amino karena ada penambahan atau pengurangan basa selama replikasi DNA.
- Kesalahan pada replikasi DNA, yaitu bila peletakan nukleotida tidak pada tempat yang semestinya.
C. Alat-alat dan Sterilisasi
Alat yang perlu disterilkan adalah alat-alat yang dipergunakan dalam kegiatan penaburan biji, antara lain scalpel, pinset anggrek, botol media yaitu botol panjang bekas saus yang mempunyai tutup karet, Erlenmeyer, gelas piala, cawan Petridis, dan sebagainya. Sterilisasi dapat dilakukan dengan oven atau autoklaf. Pada sterilisasi ini, oven disetel dengan temperature 160 o C selama 4 jam.
Alat-alat lain yang perlu disterilkan adalah laminair air flow, yang berfungsi untuk menabur biji anggrek. Dilakukan dengan menyemprotkan alcohol 95 % pada alat tersebut, kemudian mengeringkannya dengan tissue bersih. Botol yang biasa digunakan untuk mengecambahkan biji adalah botol saus tomat atau botol lainnya yang sejenis.
D. Nutrien yang diperlukan
Biji anggrek tidak mempunyai cadangan makanan. Namun di alam, mampu berkecambah walau dalam persentase sangat kecil. Hal ini dikarenakan adanya bahan-bahan organik yang disuplai oleh jamur Micoryza yang hidup dalam biji anggrek. Oleh karena itu, pada media buatan dalam botol harus tersedia cadangan makanan sumber karbon, yang diperlukan bagi perkecambahan biji.
Seperti pada media lainnya, bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman selalu diperlukan unsur-unsur baik makro maupun mikro. Unsur makro yang diperlukan dalam jumlah banyak antara lain : C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg, sedangkan unsur mikro yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, tetapi harus selalu tersedia bagi tanaman, antara lain adalah Cl, B, Mo, Mn, Zn, Fe dan Cu.
Hormon alami yang dapat diberikan antara lain air kelapa, kapri dan taoge, pisang, kecambah serealia, kedelai, kacang panjang, atau kecambah jagung, jagung, jeruk, tomat, mangga dan sebagainya. Bahan lain yang perlu ditambahkan ke dalam media adalah arang tempurung kelapa (arang aktif = active charchoal). Penggunaan arang aktif ini berfungsi sebagai berikut :
- menyerap hasil-hasil metabolic yang dikeluarkan oleh biji.
- Dengan penggunaan arang (berwarna hitam), maka beberapa zat pengatur tumbuh dapat terlindungi dari cahaya yang menembus botol transparan. Cahaya, baik yang berasal dari matahari maupun lampu, dapat merusak beberapa komponen media (zat-zat terlarut dalam media).
Peranan arang aktif menurut George dan Sherrington (1984), adalah sebagai berikut :
- Mengabsorbsi zat-zat sekresi dari eksplain/biji anggrek yang dikulturkan diatas media agar steril, yang dapat mengakibatkan penghambatan pertumbuhan
- Mencegah penghambatan induksi kalus
- Merangsang pembentukan akar
- Mencuci permukaan jaringan yang dikulturkan dari media yang mengandung zat penghambat.
Tanaman atau jaringan tanaman yang dibudidayakan secara in vitro tidak bersifat autotrof, karena lingkungan dalam botol kultur tidak mendukung proses fotosintesis.
E. Cara Pembuatan Media dan Sterilisasi
Pembuatan media kultur jaringan dilakukan melalui beberapa tahap pekerjaan yang meliputi persiapan alat, yaitu sterilisasi botol media dan alat glass ware, pembuatan larutan stok, pembuatan media, sterilisasi media, dan penyimpanan media. Pembuatan larutan stok dilakukan terhadap mikronutrien, vitamin, ataupun zat pengatur tumbuh yaitu diperlukan. Derajat keasaman (pH) sangat penting dalam pembuatan media, karena pH di bawah 4,0 dapat menyebabkan kegagalan proses pemadatan agar media. Pesemaian anggrek juga akan terhambat, jika pH media lebih rendah dari 4,0 atau justru lebih tinggi dari 8,0.
Dalam pembuatan media, harus sering dilakukan penimbangan bahan dalam jumlah yang sangat kecil (untuk pembuatan media yang sangat sedikit), yang pada kenyataannya sangat sulit dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut, dianjurkan agar membuat dan mempunyai persediaan larutan stok. Larutan stok merupakan larutan yang dibuat dalam tingkat kepekatan yang tinggo, yang digunakan sebagai bibit dalam pembuatan media. Larutan ini dapat disimpan dalam lemari es, sehingga tahan dalam waktu yang agak lama. Penulisan informasi pada label botol larutan stok, sangat penting dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam penggunaannya, serta untuk mencegah pemakaian bahan kimia yang telah kadaluarsa.
Penaburan biji pada media padat merupakan cara perbanyakan tanaman yang paling sering dilakukan. Karena disamping tidak memerlukan pengetahuan yang banyak, juga laju pertumbuhan biji menjadi plb, dan seterusnya menjadi planlet, akan lebih cepat daripada melalui perbanyakan pada media cair.
Biji yang ditabur harus diambil dari buah anggrek yang tepat masak. Tanaman anggrek yang dihasilkan akan bernilai tinggi bila berasal dari buah hasil persilangan antara dua macam anggrek, yang masing-masing mempunyai warna bunga yang indah dan daya tahan yang tinggi terhadap penyakit maupun tekanan lingkungan.
1. Penaburan dengan Metode Cair.
a. Metode Cair Diam (Liquid Static Method)
Metode ini digunakan untuk menumbuhkan biji-biji anggrek, dengan menggunakan bantuan kertas saring sebagai penyangga serta sebagai penyedia nutrisi melalui perembesan media cair ke dalam kertas saring tersebut.
b. Metode Cair Bergerak (Liquid Agitatic Method)
Metode ini membutuhkan alat penggojog (shaker) yang dapat bergoyang memutar dan mendatar. Adanya penggojogan memungkinkan nutrisi dapat terserap merata ke dalam biji.
2. Penaburan dengan Metode Padat.
Biji yang sudah digunakan dalam metode ini berasal dari buah tua yang belum pecah, buah yang sudah pecah, dan buah yang belum tua.
G. Pelabelan Botol Anggrek
Setelah penaburan selesai dilakukan, botol-botol yang sudah berisi biji anggrek harus segera diberi label nama anggrek. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kekeliruan yang dapat menimbulkan keraguan. Bila pelabelan keliru, maka botol yang berisi ratusan planlet dari jenis anggrek yang hamal, justru dapat dijual dengan harga murah.
H. Pemeliharaan sampai Tumbuh Planlet
Botol-botol anggrek kemudian disimpan dalam ruang incubator khusus bagi anggrek. Penyusunan botol diusahakan agar tidak berdesak-desakan. Sehingga selain dapat menghindari terjadinya kontaminasi, juga memudahkan dalam pemeliharaan ruangan agar tetap bersih dan steril.
Minggu, 13 Mei 2012
Contoh Kunci Determinasi Anggrek
KUNCI DETERMINASI FAMILI TANAMAN
ANGGREK
1b : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan
berbunga………………………..………………2
2b : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai) ………………………………..………3
3b : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas………………………………………………………………………………...4
4b : Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan (atau)
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas……………………………………….6
6b : Dengan daun yang jelas………………………………………………….………..7
7b : Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang
menyerupainya………………9
9b : Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit………………………...10
11a : Tulang daun dan urat daun sejajar satu dengan yang lainnya menurut
panjang daun, tebal tulang daun, urat daun kerap kali hanya berbeda sedikit.
Daun kebanyakan berbentuk garis sampai lanset, kerap kali tersusun dalam 2
baris. Pangkal daun kerap kali jelas dengan pelepah yang memeluk batang. Bunga
kerap kali berbilangan 3. kebanyakan berupa herba dengan akar rimpang, umbi
atau umbi lapis (golongan 5)……….............................................................................67
67b : Tepi daun rata atau berduri tempel sangat kecil………………………………...69
69b : Daun tidak merupakan karangan…………………………………………..........70
70b : Daun lain………………………………………………………………………..71
71b : Jika mempunyai batang, tidak memutar demikian………………………..........72
72a : Batang dekat ruas mengeluarkan akar udara yang berwarna kelabu.
Bunga zygomorph………...……………………………………………. 35. Orchidaceae
DESKRIPSI
KUNCI DETERMINASI
1.
a.
Monopodial………………………………………………..... 2
b. Simpodial…………………………………………………… 3
2.
a. Tipe daun berbentuk silinder………………………………..
4
b. Tipe daun berbentuk helaian………………………...............Paraphalaenopsis
serpentilingua
3.
a. Batang berbentuk silindris………………………………….
5
b. Batang tidak berbentuk silindris…………………………...
6
4.
a. Ujung daun terkoyak………………………………………. Ascocentrum
miniatum
b. Ujung daun tidak
terkoyak…………………………………7
5.
a. Ada pseudobulp…………………………………………….8
b. Tidak ada pseudobulp………………………………………9
6.
a. Batang sejati……………………………………………… 10
b. Batang semu……………………………………………… 11
7.
a. Batang hijau gelap…………………………………………12
b. Batang hijau terang………………………………………..13
8.
a. Batang hijau
gelap……………………………………....... 14
b. Batang hijau terang…………………………………...........
Dendrobium
liniale
9.
a. Warna bunga putih………………………………………… Dendrobium
bracteosum putih
b. Warna bunga merah muda………………………………… Dendrobium
bracteosum merah muda
c. Warna bunga ungu…………………………………............
Dendrobium
bracteosum ungu
10.
a. Ada
batang menggantung……………………………...... 15
b. Tidak ada batang
menggantung…………………………. 16
11.
a. Ada upih
daun……………………………………………. Dendrobium
crumenatum
b. Tidak ada upih daun……………………………………...
17
12.
a. Batang
tinggi……………………………………………… Ascoglosum
callopterum
b. Batang pendek…………………………………………... 18
13.
a. Ujung
daun tumpul bertakik sedikit…………………......... Pteroceras teres
b. Ujung daun sama antar 2 lobus…………………………… Pteroceras palida
14.
a. Bentuk
daun bulat memanjang………………………......... Dendrobium
discolor
b. Bentuk daun memanjang……………………………….. 19
15.
a. Ada
lekukan pada batang dewasa………………………… Dendrobium
mutabile
b. Tidak ada lekukan pada batang
dewasa………………... 20
16.
a. Ada
lekukan pada batang dewasa…………………........... Dendrobium
takahashi
b. Tidak ada lekukan pada batang
dewasa………………... 21
17.
a. Letak
tumbuh daun sepanjang batang……………………. Dendrobium
tenue
b. Letak tumbuh daun di ujung
batang………………........ 22
18.
a. Warna
permukaan daun hijau gelap……………............. 23
b. Warna permukaan daun hijau
terang..………….............. 24
19.
a. Warna
permukaan daun hijau gelap……………................ Dendrobium
schulleri
b. Warna permukaan daun hijau
terang……………............ 25
20.
a. Bentuk
batang pipih………………………………............ Dendrobium
platigastrum
b. Bentuk batang seperti
buluh………………………….... 26
21.
a. Warna
batang hijau gelap…………………………........... Dendrobium
insigni
b. Warna batang hijau
gelap…………………………........ 27
22.
a. Struktur
daun tebal…………………………………...... 28
b. Struktur daun tebal……………………………………..
29
23.
a. Warna
tepi daun muda hijau……………………............ 30
b. Warna tepi daun muda
ungu…………………….............. Phalaenopsis
doritis
24.
a. Tekstur
permukaan daun rata………………………...... 31
b. Tekstur permukaan daun
keriput…………………........... Phalaenopsis
violaceae
25.
a. Warna
bunga ungu………………………………............. Dendrobium
tanii ungu
b. Warna bunga putih……………………………….............
Dendrobium
tanii putih
26.
a. Warna
bunga ungu………………………………............. Dendrobium
anosmum Ambon
b. Warna bunga
putih………………………………............ Dendrobium
anosmum Jawa
27.
a. Bentuk
daun lanset………………………….................... Dendrobium
hendersonii
b. Bentuk daun
memanjang………………………............ 32
28.
a. Bentuk
batang bulat telur memanjang………………….. Bulbophyllum
aerium
b. Bentuk batang selain bulat telur
memanjang………….. 33
29.
a. Tekstur
permukaan daun rata…………………………... Dendrobium
spurium
b. Tekstur permukaan daun
keriput……………………… 34
30.
a. Tekstur
permukaan daun rata…………………………. 35
b. Tekstur permukaan daun
keriput………………….......... Phalaenopsis
cornu cervi
31.
a. Warna
bunga tepi kuning……………………………….. Phalaenopsis
venosa
tepi kuning
b.
Warna bunga tepi hijau………………………………..... Phalaenopsis
venosa
tepi hijau
32.
a. Warna
permukaan daun hijau gelap……………........... 36
b. Warna permukaan daun hijau
terang…………….......... 37
33.
a. Warna
batang hijau gelap…………………………....... 38
b. Warna batang hijau
terang…………………………........ Bulbophyllum
lepidum
34.
a. Bentuk
batang bulat telur pipih……………………........ Coelogyne
mayeriana
b. Bentuk batang unguiculate…………………................... Dendrobium
macrophyllum
35.
a. Daun
simetri…………………………………………… 39
b. Daun tidak simetri………………………………….........
Phalaenopsis
amabilis
36.
a. Tekstur
permukaan daun rata…………………………… Dendrobium
saminolantum
b. Tekstur permukaan daun keriput…………………….......
Dendrobium
seramensis
37.
a. Warna
bunga putih………………………………............ Dendrobium
anae
Sumatera putih
b. Warna
bunga ungu…………………………………….... Dendrobium
anae
Sumatera putih
38.
a. Bentuk daun lanset
terbalik....................................... Bulbophyllum klabatense
b. Bentuk daun
memanjang........................................... Bulbophyllum fascinator
39.
a. Struktur
daun tebal……………………………………. 40
b. Struktur daun tipis…………………………………….....
Phalaenopsis
modesta
40.
a. Bentuk
daun lanset……………………………………… Phalaenopsis
amboinensis
b. Bentuk daun bulat memanjang……………………….....
Phalaenopsis
gigantea
Langganan:
Postingan (Atom)